Kuliah Umum Bertema “Sahabat Belajar, Sahabat Inklusi”

Samarinda, 22 Oktober 2025 — Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman  berkolaborasi dengan Psikologi Universitas Airlangga sukses menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum dengan tema “Sahabat Belajar, Sahabat Inklusi: Peran Nyata Mahasiswa Psikologi”. Kegiatan ini digelar di Gedung I-Lab Universitas Mulawarman dan diikuti oleh mahasiswa angkatan 2025, dosen, serta tenaga kependidikan.

Menegaskan Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan

Tema kuliah umum ini diangkat untuk menegaskan peran penting mahasiswa psikologi sebagai agen perubahan yang tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai empati, keberagaman, dan inklusivitas dalam kehidupan akademik maupun sosial. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan memahami lebih dalam konsep pendidikan inklusif sekaligus menumbuhkan kepedulian terhadap keberagaman di lingkungan belajar.

Dalam sambutannya, Agnes Sandra, M.Psi., Psikolog, selaku Ketua Panitia, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pengembangan kapasitas mahasiswa dalam memahami isu-isu psikososial kontemporer.

Rangkaian Kegiatan yang Inspiratif dan Interaktif

Acara dimulai sejak pukul 10.00 WITA dengan registrasi peserta dan pembukaan resmi yang diawali doa bersama, menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Hymne Universitas Mulawarman. Setelah itu, peserta mengikuti pre-test untuk mengukur pemahaman awal terkait topik inklusi dan empati.

Sesi pertama menghadirkan Aulia Suhesty, M.Psi., Psikolog sebagai pemantik dengan materi “Penguatan Keterampilan Komunikasi dengan Siswa di Setiap Jenjang Sekolah.” Beliau menekankan pentingnya komunikasi empatik dan adaptif sebagai keterampilan dasar calon psikolog dalam memahami kebutuhan individu dan membangun hubungan positif.

Usai istirahat, sesi kedua dibawakan oleh Dr. Wiwin Hendriani, S.Psi., M.Si dengan topik “Psikologi dan Inklusi: Membentuk Mahasiswa sebagai Agen Perubahan.” Dalam materinya, Dr. Wiwin menyoroti peran strategis mahasiswa psikologi dalam mendorong perubahan sosial melalui penerapan nilai empati dan penghargaan terhadap perbedaan.

Antusiasme peserta tampak dari banyaknya pertanyaan dan refleksi pribadi yang disampaikan. Mereka berbagi pengalaman dalam berinteraksi dengan individu berkebutuhan khusus di lingkungan kampus.

Sesi ketiga ditutup dengan pemaparan dari Dr. Primatia Yogi Wulandari, S.Psi., M.Si., Psikolog melalui materi “Dari Empati ke Aksi: Strategi Mahasiswa Psikologi dalam Mendampingi Sahabat Belajar.” Beliau mengajak mahasiswa untuk memaknai empati sebagai dorongan untuk bertindak nyata serta membagikan strategi praktis dalam mendampingi teman sejawat yang memiliki kebutuhan berbeda.
Kegiatan ini juga dilengkapi dengan sesi ice breaking dan refleksi kelompok, yang menambah suasana akrab sekaligus memperkuat kerja sama antarmahasiswa.

Meningkatkan Pemahaman dan Kepekaan Sosial

Menjelang akhir kegiatan, peserta mengikuti post-test yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman mengenai konsep inklusi dan empati. Acara ditutup dengan penyampaian kesan pesan, foto bersama, serta ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkontribusi.

Secara keseluruhan, kegiatan Kuliah Umum Program Studi Psikologi 2025 berjalan dengan lancar dan interaktif. Para narasumber berhasil menyampaikan materi secara aplikatif dan inspiratif, sementara peserta menunjukkan semangat belajar yang tinggi.

Menumbuhkan Nilai Inklusivitas di Lingkungan Kampus

Melalui kuliah umum ini, mahasiswa psikologi Universitas Mulawarman diharapkan mampu menjadi “sahabat belajar” yang empatik, peduli, dan proaktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang setara bagi semua.
Kegiatan ini sekaligus memperkuat semangat kebersamaan antara mahasiswa dan dosen dalam mengembangkan Program Studi Psikologi yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial.

Sebagai tindak lanjut, Program Studi Psikologi berencana untuk terus menghadirkan kegiatan serupa secara berkelanjutan dengan tema-tema relevan lainnya. Harapannya, kuliah umum tidak hanya menjadi forum akademik, tetapi juga menjadi wadah pembentukan karakter bagi mahasiswa psikologi sebagai calon profesional yang beretika, berempati, dan berkeadaban.